Unfriend You

kanaya aurelli
9 min readMay 5, 2021

--

Pada malam bulan purnama Ayah memperbolehkan aku dan adikku begadang untuk menyaksikan bulan purnama. Namun, ternyata cerita pada malam itu berakhir tidak seperti yang diinginkan.

Ujian semester telah selesai dan semua siswa menunggu hasil ujian mereka. Tidak lama kemudian Pak Dimas memasuki ruang kelas dan Geri tiba-tiba saja menyeletuk “hasil ujian mau dibagikan, paling Aldo lagi yang dapat nilai tertingi di kelas hahah” dengan gaya bicaranya yang sinis dan 3 temannya yang ikut tertawa, kelas kembali dikondusifkan oleh Pak Dimas “diam anak-anak, Geri kamu juga! Kalau tidak mau Aldo terus yang jadi kebanggaan kelas, kamu seharusnya contoh Aldo” Geri langsung terdiam. Setelah hasil ujian dibagikan, ternyata memang benar Aldo kembali memiliki nilai tertinggi di kelasnya dan ketika Geri tahu Aldo jadi kebanggaan kelasnya lagi, rasa kesal dan iri kepada Aldo semakin jadi.

Dulu Aldo dan Geri sahabatan bagaikan dua orang yang tidak bisa dipisahkan, tetapi Geri kemudian menjauh dan iri kepada Aldo karena Aldo mempunyai keluarga yang sangat hangat dan Aldo juga sangat dibanggakan di sekolah sehingga membuat Aldo mempunyai banyak teman. Sedangkan Geri, dia mempunyai keluarga yang Ibu dan Bapaknya sangat sibuk sehingga kurang memperhatikan Geri dan Geri bukan termasuk siswa unggulan , itulah sebabnya dia tidak menjadi kebanggaan di kelasnya seperti Aldo. Tetapi walaupun Aldo tahu Geri menjauhkannya, Aldo tetap mengganggap kalau Geri sahabatnya yang sama seperti dulu. Kejadian-kejadian tersebut merupakan awal mereka menjadi tidak dekat seperti biasa lagi. Geri dan 3 temannya selalu mengganggu Aldo dengan alasan bahwa mereka hanya bercanda dan Aldo tidak pernah membalas atau melaporkan perlakuan mereka ke guru atau pihak lainnya di sekolah. Karena Aldo yang dilihat tidak merasa terganggu dengan perlakuan mereka, Geri pun mengajak 3 teman lainnya untuk ngasih pelajaran ke Aldo “kita harus bikin strategi untuk bikin Aldo takut sm kita” kata Geri, “kita harus pake cara apalagi biar dia takut sama kita Ger?” tanya salah satu temannya, beberapa ide kemudian muncul di pikiran Geri “gimana kalo kita bikin Aldo supaya dia mau ikut kita ke halaman atas sekolah, nanti disitu kita abisin dia” dan tidak perlu berfikir terlalu lama 3 temannya langsung setuju dengan ide Geri.

Pada malam hari, setelah selesai mengikuti les pelarajan di akademik Geri dan 3 temannya langsung menghampiri Aldo, “Do! tunggu, kamu mau kemana?” tanya Geri, “mau pulang, kenapa?” balas Aldo, “ikut kita ke halaman atas sekolah yuk, istirahat sebentar disana sambil lihat pemandangan dari atas” kata salah satu temannya Geri, Aldo terlihat bingung dengan ajakan mereka yang tiba-tiba tetapi karena tidak ingin curiga Aldo pun kemudian menerima ajakan mereka sambil melihat jam yang belum menunjukkan tengah malam, Geri cukup kaget ketika Aldo yang dengan mudahnya menerima ajakan mereka. Sesampainya mereka di halaman atas sekolah Geri langsung menyuruh ketiga temannya untuk menyerang Aldo hingga akhirnya Aldo terlempar ke belakang dan Aldo tidak lupa untuk menyuruh mereka merekam kejadian yang mereka lakukan kepada Aldo yang nantinya akan mereka simpan untuk kesenangan mereka bersama. Waktu hampir mendekati tengah malam dan mereka masih berada di halaman atas sekolah, Geri dan 3 temannya tidak memberi ampun Aldo yang sudah lemas tidak berdaya itu. Namun, tiba-tiba ada penjaga sekolah yang melihat mereka sedang berada di atas dan seketika Geri dan 3 temannya langsung bergegas turun dari sana dan meninggalkan Aldo yang terbaring diujung halaman. Sesampainya penjaga sekolah di halaman atas, ia melihat Aldo dengan keadaan terbaring dan berdarah-darah. Pada detik itu juga pun ia langsung menelfon ambulance untuk membawa Aldo kerumah sakit. Aldo dan penjaga sekolah sudah berada di rumah sakit dan Aldo langsung ditindak lanjuti dengan dokter yang bertugas di unit gawat darurat, sambil menunggu Aldo yang sedang diperiksa, penjaga sekolah menelfon orang tua Aldo menggunakan telfon Aldo untuk memberi tahu bahwa Aldo sedang berada di rumah sakit.

Mira atau sering disapa dengan Ibu Aldo dan Andi yaitu Bapak Aldo memang sedang menunggu putranya untuk pulang, karena memang sudah tengah malam dan Aldo belum sampai rumah. Mira sudah menghubungi Aldo dan Ibu-ibu dari teman-temannya Aldo untuk menanyakan apakah mereka tahu Aldo dimana atau mungkin sedang bersama mereka, namun hasilnya nihil karena tidak ada satupun yang Mira hubungi mengetahui keberadaan Aldo. Ketika orang tua Aldo sedang cemas, Mira tiba-tiba saja mendapatkan panggilan dari Aldo “kamu dimana Do? Sudah tengah malam begini kok belum pulang?!” tanya Mira dengan cemas, tetapi jawaban dari suara telfon itu bukan jawaban dari suara yang Mira harapkan, “Halo bu, saya penjaga sekolah dari sekolah Aldo. Saat ini saya sedang berada di rumah sakit dengan Aldo, tetapi Ibu tenang saja karena Aldo sudah ditangani dokter” jawab Penjaga Sekolah. Mendengar kalimat tersebut Mira dan Andi langsung bergegas untuk pergi kerumah sakit yang diberitahu oleh penjaga sekolah tadi.

Saat dirumah sakit, Mira dan Andi kaget melihat kondisi Aldo yang terbaring lemah dikasur rumah sakit dengan banyak perban disekitar muka dan tangannya. Andi bertanya ke penjaga sekolah apa yang telah terjadi kepada anaknya, penjaga sekolah pun tidak dapat memberi tahu karena dia juga tidak tahu apa yang telah terjadi di halaman atas tadi, “maaf Pak, saya tidak tahu. Saat saya sedang bertugas tadi saya tiba-tiba menemukan Aldo dengan keadaan sudah terbaring lemah dan berdarah-darah”. Andi yang mendengar pernyataan tersebut terlihat kesal dan marah dengan siapapun yang memperlakukan putra sulungnya seperti itu. Keesokan harinya di rumah sakit, Aldo masih belum siuman dikarenakan shock yang menyerang psikis dan mengalami pendarahan di tempurung kepalanya. Mira yang melihat Aldo lemah seperti itu, tidak akan membiarkan siapapun yang memperlakukan anaknya seperti itu dapat bebas begitu saja. Mira kemudian menelfon Pak Dimas untuk memberi tahu apa yang terjadi dengan Aldo semalam. Mendenger kabar dari Ibunya Aldo, Pak Dimas terkejut karena seingat dia Aldo dan teman-temannya yang lain tidak menunjukkan hal yang mencurigakan. Kasus Aldo pun menjadi topik pembicaraan yang ramai di sekolahnya. Mengetahui sekolahnya sedang ramai dengan kabar Aldo yang menjadi korban kekerasan, Geri dan 3 teman lainnya berusaha berperilaku seperti biasa. “Pokoknya kita harus nganggap kejadian kemarin tidak pernah terjadi dan kalau ada yang nanya ke kita tentang masalah Aldo jawab aja kalau itu hanya bercanda atau tidak usah dijawab sama sekali” kata Geri kepada 3 temannya, “tapi kita kan punya videonya” kata salah satu temannya, “udah ikuti saja perintahku! Jangan panik dan hapus videonya sekarang” dan mereka langsung menghapus videonya dari ponsel mereka. Keadaan kelas yang sangat mencekam dan tegang dapat dirasakan semua siswa, Pak Dimas menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan Aldo dan Pak Dimas meminta semua siswa untuk bersikap peduli apabila pelakunya salah satu dari siswa di kelasnya. Sarah yang satu sekolah dengan kakaknya Aldo merasa kurang nyaman bersekolah semenjak kejadian yang menimpa kakaknya itu, Sarah sering sekali dilempar banyak pertanyaan oleh siswa-siswa disekolahnya yang menanyakan kabar Aldo dan apa yang sebenarnya terjadi dengan Aldo. Dengan keberanian dan percaya dirinya, Sarah mencari tahu sedikit demi sedikit kejadian yang beberapa hari lalu menimpa kakaknya itu.

Keadaan di rumah sakit masih sama, rasa takut , cemas, sedih berkumpul menjadi satu di ruangan kamar Aldo. Mira yang mempunya bisnis toko kue mengharuskannya untuk bolak-balik ke rumah sakit dan bergantian jaga dengan Andi. Ketika Mira hendak keluar dari toko kuenya, ia bertemu dengan teman-teman Aldo yaitu Geri dan 3 temannya, “Geri! bisa bicara sebentar?” tanya Mira. Geri dan 3 temannya yang lain langsung berhenti saat ada yang memanggil nama dari salah satu mereka ternyata Ibunya Aldo, dan mereka semua langsung lari seperti melihat hantu. Mira pun kaget melihat mereka yang tiba-tiba lari begitu saja, namun Mira kembali melanjutkan kegiatannya tanpa curiga. Sebelum kembali ke rumah sakit, Mira menuju sekolahnya Aldo terlebih dahulu untuk bertemu penjaga sekolah. Mira menghampiri penjaga sekolah yang waktu itu membawa Aldo ke rumah sakit. “Apakabar, Pak?” tanya Mira, penjaga sekolah seperti tidak asing dengan wajah dan suaranya “baik bu, ada perlu apa Ibu ke sekolah? Ohiya bu, bagaimana kabar Aldo sekarang?” tanya penjaga sekolah, “saya mau ketemu dengan Bapak, Pak dan kondisi Aldo masih sama seperti kemarin belum siuman”. Setelah hendak pergi untuk bertemu dengan Pak Dimas, Mira menanyakan sesuatu “Pak, apa benar Bapak menemukan Aldo malam itu di halaman atas sekolah?” dan penjaga sekolah langsung menjawab “bener bu, di lantai paling atas”, “apa di halaman atas ada cctv, Pak?” tanya Mira. Mendengar pertanyaan dari Mira, ia tidak berfikir sebelumnya untuk melihat cctv dan melihat apa yang terjadi pada malam itu, “ada bu! Nanti akan saya ambilkan dan lihat terlebih dahulu, saya akan kabari Ibu langsung apabila ada yang ganjal. Mira merasa sedikit tenang setelah mendengar perkataan dari penjaga sekolah dan langsung pergi menuju rumah sakit. “aku punya kabar baik mengenai kejadian Aldo!!” Mira yang tidak dapat membendung rasa senangnya, langsung memberi tahu kabar gembira tersebut ke Andi dan mereka sangat berharap rekaman yang ada di cctv tersebut merekam semua kejadian yang terjadi pada malam itu.

Geri yang sebelumnya terlihat sangat tenang sekarang ia menjadi sangat takut. Takut apabila ada yang mengetahui perbuatannya ke Aldo waktu itu. Geri pun kemudian menceritakan apa yang sebenarnya terjadi ke ibunya, Maya. Maya pun kaget ketika Geri menjelaskan apa yang telah ia perbuat, seperti tidak percaya kalau anaknya mempunyai ide yang jahat seperti itu. Sebagai seorang Ibu yang tidak ingin anaknya terlibat masalah, Maya pun memberi tahu Ardi, Ayah Geri untuk meluruskan masalah yang telah anak mereka perbuat.

Keluarga Aldo hanya mempunyai harapan mengenai kebenaran atas apa yang terjadi dengan Aldo dengan adanya rekaman dari cctv dan menunggu Aldo siuman. Disisi lain, Sarah tetap mencari tahu dengan cara selalu pergi ke halaman atas untuk sekiranya mendapatkan sesuatu dari kejadian tersebut. Saat Sarah berada di halam atas, ia bertemu dengan penjaga sekolah yang sedang melihat cctv, lantas Sarah pun langsung berlari dan berharap apa yang penjaga sekolah itu lakukan sama seperti apa yang ada dipikirannya. “Pak!! Boleh saya liat isi dari rekaman cctv itu? Ohiya maaf sebelumnya, saya Sarah adiknya Aldo” kata Sarah, “Ohiya non, sebentar saya ambilkan. Ibu non juga ingin melihat rekaman dari cctv ini. Saya urus dulu dan setelah itu baru saya bisa berikan ke Ibu dan non Sarah”. Sama seperti reaksi Mira, Sarah sangat senang dengan adanya keberadaan cctv disana.

Keesokan harinya di pagi hari, penjaga sekolah sudah mendapatkan izin untuk melihat rekaman yang ada di dalam file cctv itu. Penjaga sekolah pun langsung bergegas ingin melihat isinya untuk kemudian ia sampaikan ke Ibu dan Bapaknya Aldo. Setelah berhasil melihat isi dari file cctv tersebut, penjaga sekolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Geri dan 3 anak lainnya merupakan pelaku atas kejadian yang menimpa Aldo. Penjaga sekolah ingin sekali langsung memberi tahu keluarga Aldo tetapi ia tidak bisa bertindak sendiri, kemudian ia langsung menemui Pak Dimas untuk memberi tahu apa yang ia temukan. Respon Pak Dimas tidak jauh berbeda dengan penjaga sekolah, terkejut melihat anak didiknya berperilaku seperti itu dan di lingkungan sekolah. Saat itu juga Pak Dimas memanggil orang tua Geri dan Aldo untuk kesekolah. Tidak lama kemudian orang tua dari keduanya sampai di sekolah dan bertanya-tanya kenapa mereka diminta untuk ke sekolah mendadak seperti ini. Tanpa banyak bicara Pak Dimas langsung saja menampilkan video cctv yang terekam pada malam itu. Rasa marah Andi dan Mira setelah menonton video itu tidak terbendung rasanya, marah dan tida terpikirkan siswa SMA mempunyai pemikiran seperti itu untuk menjahati temannya sendiri dan secara berkeroyok. Orang tua Geri, Maya dan Ardi hanya bisa terdiam tetapi mereka tahu betul pasti ada sebab anaknya berperilaku seperti itu. Pak Dimas kemudian memanggil Geri dan 3 teman lainnya yang menjadi pelaku. Mereka hanya bisa nangis dan meminta maaf atas apa yang mereka sudah perbuat kepada Aldo, mereka berasumsi bahwa kejadian yang lalu hanyalah bentuk candaan yang biasa mereka lakukan dan tidak bermaksud serius. “Candaan seperti apa yang melibatkan nyawa orang seperti itu?!” tanya Mira dengan nada tinggi. Maya yang melihat anaknya dibentak seperti itu tidak tinggal diam “tolong dengar penjelasan anak kami dulu, pasti ada sebab atas kejadian semua ini” jelas Ibu Geri. Pertemuan secara mendadak ini pun selesai dengan akhiran bahwa pihak sekolah memegang bukti berupa video rekaman cctv dan menunggu Aldo siuman untuk menanyakan lebih lanjut atas kejadian yang menimpa dirinya, 2 bukti tersebut dapat digunakan untuk meyakini bahwa Geri bersalah.

Beberapa hari kemudian, ketika Mira sedang berjaga di toko kuenya, ia ditelfon suaminya untuk menyuruhnya cepat kembali ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Mira tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Aldo siuman. Saat itu sepertinya dunia berpihak kepada keluarga mereka dengan membawakan bukti dan Aldo yang kembali sadar. Banyak pertanyaan yang ingin orang tua Aldo sampaikan tetapi mengingat keadaan anaknya yang baru saja pulih, mereka pun mengurungkan niatnya.

Kabar Aldo siuman sudah sampai ke seluruh penjuru sekolah. Geri dan 3 temannya yang mendengar kabar tersebut sontak kaget dan takut. Mereka takut apabila Aldo mengatakan yang sebenarnya dan takut apabila Aldo berkata bahwa mereka memang sudah lama mengganggu Aldo di sekolah.

Pada saat Aldo sudah kembali pulih dan siap untuk diberikan beberapa pertanyaan terkait insiden lalu, pihak sekolah mengunjungi Aldo ke rumah sakit. Beberapa pertanyaan sudah di berikan kepada Aldo dan jawaban yang ia berikan cukup membuat bingung dan membuat orang tua dan pihak sekolahnya berfikiri kalau Aldo menutupi apa yang Geri dan 3 temannya perbuat. “itu hanya bercandaan kami dan malam itu kami sepakat untuk bermain dengan tenaga yang lebih dan serius”, pernyataan Aldo tersebut sampai ke kuping Geri dan tidak menyangka bahwa Aldo akan menutupi perbuatannya yang jahat kepada Aldo. Geri sangat merasa bersalah dan rasanya ia tidak pantas mempunyai teman seperti Aldo.

Aldo sudah kembali ke rumahnya dengan kondisi yang sudah jauh membaik. Tiba-tiba Geri dan 3 teman lainnya berkunjung kerumah Aldo yang bermaksud untuk meminta maaf atas apa yang telah mereka perbuat. Buat Aldo, akan mudah buatnya untuk memaafkan apabila mereka jera dan secara tidak langsung Aldo sudah memaafkan mereka karena Aldo tahu perlakuan mereka memang ada sebabnya dan sekarang Aldo melihat teman-temannya itu memang benar-benar tulus meminta maaf dan tidak akan mengulangi perbuatan jahat seperti itu lagi kepada siapapun.

--

--